Karena Kamu Terlalu Beresiko Dihidupku


Aku kira waktu dua tahun ini cukup bagiku untuk terbiasa tanpa kamu. Aku kira dua tahun ini aku merasa cukup untuk naik ke level moving on. Kalau saja kamu tahu, selama ini pun aku sungguh tidak apa-apa tanpa kehadiranmu ataupun kabarmu. Aku bahkan sukses bisa menyukai orang lain lagi--meskipun pada akhirnya hanya singgah sejenak. Sampai saat ini aku tidak bisa mendefinisikan secara tepat rasa apa yang saat ini aku miliki untuk kamu. Karena aku merasa baik-baik saja untuk kategori orang yang gagal move on. Melewati hari yang berlalu sangat cepat tanpa harus menunggu chat darimu. 

Aku sungguh baik-baik saja.

Namun, ini hal yang sangat aneh. Aku masih saja sedikit membayangkan bagaimana kita berdua bertemu. Apakah kamu merubah arah pertemanan kita? Apakah hubungan kita semakin merenggang? Apakah seperti tidak ada perubahan? Atau yang lebih mengerikan, apakah aku tetap akan merasa baik-baik saja setelah bertemu dengan kamu?

Hal yang sangat aku takutkan bukan kamu yang meninggalkanku, bukan kamu mendapatkan pasangan baru, bukan kamu yang semakin bahagia sedang aku yang semakin lara. 

Hal yang aku takutkan saat kita bertemu adalah, 

kenyataan bahwa aku tidak bisa mengontrol hatiku

kenyataan bahwa kamu masih menjadi pilot untuk mengendalikan emosiku

Aku sungguh baik-baik saja selama dua tahun ini tanpa kamu, jadi terlalu beresiko untukku mengambil pilihan bertemu lagi denganmu. Karena sejauh yang aku tahu, masa depan tidak ada yang tahu, dan hati tidak semudah itu untuk dikendalikan. 

Menyelesaikan perasaan ini tentu saja keinginan terbesarku. Termasuk tidak lagi khawatir tentang perasaanku seandainya aku bertemu lagi denganmu. Aku menjalani hidupku tanpa sedikitpun bayang-bayangmu. Sudah tidak pernah lagi terbesit aku akan bahagia jika kita akhirnya bersama. Harapan itu sudah sangat jauh kubuang dan tak akan pernah aku ambil lagi. Karena kamu terlalu beresiko dihidupku. 


Komentar